 |
| Kompas |
Pemulung Dapat 3.000 Dollar
Salah satu faktor penyebab menurun derasnya korupsi di Cina adalah keberanian Perdana Menteri Zhu Rongji di tahun 1998 dalam kampanye reformasi dan perang terhadap korupsi. Ia menjanjikan menyediakan 100 peti mati, dimana 99 untuk koruptor, dan 1 peti mati untuk dirinya sendiri bila ia gagal melaksanakan janjinya atau jika ia sendiri yang korupsi.
Di bawah Hu Jintao di tahun 2010 ini, Cina menjadi raksasa ekonomi nomor 2 setelah Amerika dengan PDB US$ 5,9 triliun naik dari urutan ke tujuh dengan PDB US$ 1,4 triliun di tahun 2003.
Hatta Rajasa selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan Indonesia akan memiliki PDB US$ 3,7 - 4,7 triliun pada tahun 2025. Padahal bila mengacu pada laju pertumbuhan penduduk yang 2,5% per tahun, jumlah penduduk pada tahun 2025 bisa mencapai 326 juta jiwa. Artinya dengan jumlah penduduk yang sebesar itu, untuk memenuhi target PDB yang dicanangkan, tentunya memerlukan usaha yang besar dalam penyediaan lapangan kerja serta pengeluaran modal yang besar dalam mempersiapkan tenaga kerja yang berkualitas. Untuk target itu kita perlu melakukan usaha yang besar dalam mengeksploitasi secara maksimal sumber daya alam kita yang saat ini sebenarnya sudah lebih banyak dikuasai oleh pihak-pihak asing. Sebutlah Freport yang menguasai tambang emas dan tembaga di Jayapura. Atau lima perusahaan minyak terbesar yang menguasai Minyak dan Gas Indonesia antara lain Chevron, Exxon Mobil, ConocoPhillips, Total, BP dan seterusnya. Belum lagi hasil tambang lainnya seperti Semen oleh Holcim yang dimiliki perusahaan Swiss, Batubara oleh Primacoal yang dimiliki Australia dan sebagainya. Jika ada, coba sebutkan, yang pada saat ini atau sampai 2025 nanti, sumber daya alam kita yang potensial, yang masih tersisa, yang Indonesia bisa mengelolanya sendiri?
Jadi target PDB US$ 3,7 - 4,7 triliun di tahun 2025 untuk Indonesia masuk 10 besar raksasa ekonomi dunia, adalah mimpi di siang bolong!
Pada tahun 2010 ini, dengan jumlah penduduk 237 juta jiwa, PDB Indonesia tercatat sekitar US$ 711 milyar. Artinya bisa disamaratakan termasuk pemulung, gelandangan, anak jalanan, serta seluruh penduduk miskin lainnya mendapat 3000 dollar per tahun. Atau setiap bulannya sekitar Rp 2.250.000. Angka ini tentu sangat menakjubkan karena UMR (Upah Minimum Regional) DKI Jakata saja hanya Rp 1.118.000 per bulan.
Indonesia ini memang aneh…, data dan kenyataan berjalan sendiri-sendiri. Motto “Yang Penting Bapak Senang” dan “Yang Penting Rakyat Tenang” dan “Yang Penting Saya Senang” dan “Yang Punya Uang Yang Menang” dan seterusnya…. belum masuk dalam daftar reformasi.
Mungkin jika ada calon presiden yang berani berkampanye menyediakan 1000 peti mati untuk koruptor, justru peti mati dan kuburannya yang dibisniskan melalui mafia hukum.
Baca juga:
Si Cadangan itu Laku Diperjualbelikan
Pertamina Raksasa yang Menggeliat
Baca juga:
Si Cadangan itu Laku Diperjualbelikan Entah kebodohan atau pemerintah sengaja menutup mata, yang jelas, masyarakatlah yang harus menanggung kenaikan harga BBM dan segala sesuatu yang terkait akibat efek domino yang ...
Uang sebanyak USD 100 juta lenyap setelah transfer dilakukan dari Bank di Swiss ke akun orang yang dipercayai dan dihormatinya di USA. Rencananya, sebelum diinvestasikan ...
Sebuah truk tangki pengangkut bahan bakar premium berlambang Pertamina terlihat melewati antrian kendaraan hampir sepanjang 2 km, sebelum berbelok perlahan memasuki salah satu stasiun pengisian ...
Belum ada metoda yang dapat memastikan angka yang tepat bagi jumlah pemudik Jakarta yang mempunyai pekerjaan dan membawa simpanannya untuk dibelanjakan di daerah. Harian Kompas secara ...
Berdasarkan data FAO PBB produksi ikan laut global meningkat tiga juta ton per tahunnya, sejak tahun 2006. Dalam pembahasan di pertemuan perdagangan ikan dunia yang ...
Transocean Rig adalah salah satu rig yang digunakan untuk pemboran minyak dan gas di laut dalam. Rig yang dibuat pada tahun 2001 dengan total biaya antara ...
Padat dan menunggu sambil duduk dalam urutan antrian yang panjang. Begitu yang terjadi pada hari libur kemarin siang Selasa, 16 Maret 2010 di Restoran Bandar ...
Hanya berselang 6 bulan dari resminya Pertamina memiliki 46 persen saham BP West Java Energi Ltd. senilai $ 280 juta di Blok Offshore West Java ...
