mitsubishi

International Market Open

Economic calendar

FOREX

Nasional

Ilmu Kebal Diminati Pejabat Tinggi Negara 

Tidak mudah untuk menjadi pejabat tinggi negara. Memiliki kepintaran saja, tidaklah cukup. Memiliki kepintaran dan kesempatan, juga tidak cukup. Memiliki kepintaran dan koneksi, juga tidak merubah apa-apa. Belakangan yang justru banyak terdengar adalah mereka yang tidak  terlalu pintar, tetapi memiliki kesempatan dan koneksi. Kombinasi inilah yang lebih memungkinkan dibanding  kombinasi  sebelumnya. Apalagi bila seseorang memiliki kepintaran, kesempatan dan koneksi, maka peluang berkarir menjadi pejabat tinggi negara sangatlah besar.

Bicara soal kesempatan, ternyata tidak selalu kesempatan itu datang sendiri. Selain harus dicari, seringkali kesempatan juga harus direbut dari seseorang yang sudah memilikinya (ingat kegagalan Timnas di piala AFF). Seringkali juga kesempatan tersembunyi dibalik bahu para penguasa. Kesempatan yang seperti itu umumnya merupakan amunisi cadangan yang akan dialokasikan kepada keluarga atau kerabat terdekat. Cara seperti itu menjadi umum, demi mempertahankan dinasti penguasa tetap berada di dalam lingkaran kekuasaan. Semakin besar investasi dalam mengalokasikan jenis kesempatan seperti itu, semakin besar pula jaminan  ketentaraman hidupnya di masa datang (saat ini lagi maraknya kesempatan berkarir bagi politisi muda berasal keluarga terdekat pimpinan partai, atau dinasti Tangerang Selatan contohnya).

Jika saja bisa dilihat dengan menggunakan Google Earth, ada kemungkinan besar lingkaran kekuasaan di negeri ini tampak sudah di kavling-kavling  menurut dinasti para penguasa di balik nama besar partai politiknya. Jadi, bagi mereka para pejuang karir yang berasal dari keluarga entah berantah, mimpi untuk menjadi pejabat tinggi negara, mungkin dapat terwujud, jika mampu menemukan atau merebut kesempatan yang sangat langka itu.
Bicara soal merebut kesempatan, pastilah lebih sukar daripada merebut bola di kaki Maradona di masa jayanya. Merebut kesempatan akan memerlukan energi yang besar. Terbukti dengan pernah terjadinya pengerahan people power untuk menjatuhkan dinasti Soeharto. Jatuhnya Soeharto dan lahirnya era reformasi, sebenarnya  bisa disebut sebagai perwujudan mimpi para pejuang karir. Dalam era reformasi ini,  masyarakat luas menggantungkan harapan yang tinggi agar kesempatan dibuka seluas-luasnya menurut sistem demokrasi yang diperbaharui.

Bila saat ini, di era reformasi ini, pejabat tinggi negara sudah semakin bervariasi asal-usulnya, maka yang terjadi adalah terbentuknya dinasti-dinasti kecil. Lingkaran kekuasaan yang tadinya berbentuk lingkaran besar, sekarang terpecah menjadi lingkaran-lingkaran kecil. Dinasti-dinasti kecil telah bertumbuh secara perlahan tetapi pasti di  banyak Kabupaten dan Kotamadya.

Karena kesempatan yang begitu langka, serta sangat sulit untuk merebutnya, maka setelah menjadi penjabat tinggi negara, seseorang tentu akan ngotot mempertahankan posisinya, bahkan jika perlu ia akan menggunakan kekuatan supranatural.

Jika anda cukup jeli, maka anda bisa melihat beberapa pejabat tinggi negara yang memiliki ilmu kebal. Sekarang bahkan sudah menjadi pemandangan umum. Ada pejabat tinggi negara yang sudah dipenjara, sudah didemo berulang-ulang, sudah disuruh turun, dan sudah... (aduh tidak tega menyebutkannya...), tetapi tetap kebal  menduduki posisinya. Ada banyak pejabat negara yang bahkan dengan terang-terangan mengatakan tidak takut masuk penjara. Artinya mereka kebal terhadap penjara.

Saat ini ilmu kebal sudah semakin populer dan semakin banyak didalami oleh para pejabat tinggi negara.  Yang sangat mengherankan adalah, semakin kebal, mereka semakin lama menjabat. Bahkan menjadi semakin kuat sebagai calon pengisi posisi yang lebih tinggi lagi. Jika dilihat secara gambar besarnya, sebenarnya kekebalan pejabat ini juga menentukan keberhasilan jalannya pemerintahan. Lebih daripada itu, kekebalan pejabat tinggi tersebut bisa jadi memang diperlukan untuk menguntungkan pucuk pimpinan tertinggi. Pejabat yang meraih posisinya karena alokasi kesempatan, akan menunjukkan kesetiaannya, dengan siap memasang badan atas ketidakbecusan yang dibebankan kepadanya demi kepentingan kekuasaan investornya.

Jadi, unsur-unsur penting untuk menjadi pejabat negara bukan hanya kepintaran, kesempatan, dan koneksi saja, tetapi yang lebih penting dari semua itu adalah memiliki ilmu kebal.

Baca juga:

Anda mungkin pernah mengalami kekesalan, karena badan jalan yang setiap hari anda lalui menuju tempat kerja, seringkali mengalami kerusakan, terutama saat di musim hujan. Kerusakannya pun ... 

Merawat Pangkal Tidak Gawat (Lanjutan)
Dalam rangka mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi dan minat investor untuk menanamkan investasinya, diperlukan kinerja pelayanan jaringan jalan yang baik. Kinerja pelayanan jaringan jalan yang baik ...

Headline Berita Keluarga: Rapor dan Kemajuan Anak
“Anak ibu ini tidak ada masalah dalam menangkap pelajaran, dia mampu berpikir cepat, persoalannya dia hanya tidak fokus pada saat saya menjelaskan pelajaran di depan ... 

Pada tanggal 16 Maret 2005, dalam rapat paripurna DPR RI yang membahas kenaikan harga BBM akhirnya ricuh, mengalami kekacauan dan terjadi aksi saling dorong sehingga ... 

Kisah Cinta Rani, Nazarudin dan Antasari mencuat kepermukaan dan menjadi bahan perbincangan dalam setiap kesempatan sejak kejadian tewasnya Nazarudin (14 Maret 2009) hingga saat ini, ... 

Pernyataan pengamat politik Eep Saefulloh Fatah, “Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bukanlah orang yang kuat.” Dimuat di KOMPAS 28 Januari, 2010 menimbulkan pro dan kontra pembacanya.  ... 

Terus terang kami jenuh menahan kesabaran. Bergelantungan di gerbong kereta, menggadai nyawa demi menghemat ribuan rupiah, yang kami pikir lebih berguna untuk pendidikan anak kami. Pemerintah ... 

Ricuh di akhir sidang Paripurna kemarin (2 Maret 2010) menambah panjang daftar gelut DPR. Pada tanggal 16 Maret 2005, dalam rapat paripurna DPR RI yang membahas ... 

Netralitas Media Membuat Kegairahan
Artikel SBY Bersih, DPR Menggali Lubang Sendiri yang ditulis oleh Dewa Cengkar adalah tulisan yang padat, menarik, dan komprehensif dalam menyatakan ketidak-seimbangan model penilaian media ...

10 Tolak Ukur Kemakmuran dan Kesejahteraan Rakyat Indonesia
Perhatikanlah tempat penumpukkan sampah di TPA Bantar Gebang - Bekasi. Jika di sana telah berdiri pabrik yang mengolah sampah menjadi bahan industri bernilai ekonomi, dan  ... 

30 ribu warga 121 desa–dari seluruhnya 140 desa di Kabupaten Sumba Timur –kini memakan pisang karena tidak memiliki beras, penduduk yang sudah tidak punya pisang ... 

Diperkirakan dari data BPS, jumlah sepeda motor di Indonesia akan menembus angka 51.696.000 pada akhir tahun 2010. Tidak jelas apakah metoda  yang digunakan BPS ini ...

Ok jkt sdh 483 th dunk!
Judul tulisan ini adalah cara sebagian besar orang Jakarta  di abad ini menulis sms di handphone dimana pada 483 tahun yang lalu mungkin orang Sunda Kelapa ...